Berikanlah orang Papua kebebasan

"Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku," kata Yesus dalam Matius 25:40.

Orang yang paling hina bisa saja berbeda di mata setiap orang. Bagi saya pribadi, mereka adalah orang-orang yang tidak diakui kemanusiaannya, yang hak-hak dasarnya diingkari demi kepentingan yang berkuasa.

Ada yang bertanya mengapa saya terus menulis tentang orang Papua. Jawaban saya sederhana: "Siapa yang pernah mendengar tentang mereka?" Sebagian orang menganggap Papua sebagai negeri yang jauh dan asing. 

Namun, mereka tidak selalu menyadari bahwa ketika mereka bersantai di bangku taman yang terbuat dari kayu pirang yang indah, mereka sebenarnya sedang duduk di sebidang kecil Papua, di atas kayu yang dipanen dari salah satu hutan primer terpenting di dunia, yang kini terancam oleh korporasi kejam yang mengeksploitasinya tanpa malu-malu. Sungguh menyedihkan bahwa hutan Papua sedang sekarat, tetapi lebih menyedihkan lagi bahwa orang Papua adalah yang pertama mati, dalam ketidakpedulian kita.

Dalam sebuah acara di Radio France pada tahun 2008, mendiang jurnalis Patrick Pesnot menggambarkan orang Papua sebagai korban tiga rangkap:

  1. Korban keserakahan perusahaan-perusahaan besar Anglo-Saxon yang mencari emas dan tembaga di pegunungan dan mencemari tanah mereka tanpa bisa diperbaiki.
  2. Korban para prajurit yang menjadi pengawal para industrialis ini. 
  3. Korban sebuah sistem yang mengecualikan mereka dan terus-menerus berusaha menghancurkan peradaban dan kepercayaan mereka... Pendek kata, jiwa mereka!

Orang mana, kalau bukan orang Papua, yang paling menderita di muka bumi ini? Untuk itu saya berdoa: Ya Tuhan, Engkau menciptakan orang Papua menurut citra-Mu dan menebus mereka melalui Yesus, Putra-Mu. Pandanglah penderitaan mereka dengan belas kasih dan berikanlah mereka kebebasan yang mereka dambakan.


Sebagai pengingat:

Papua Barat atau Papua (eks Irian Jaya) adalah bekas jajahan Belanda yang mendeklarasikan kemerdekaan pada tanggal 1 Desember 1961. Namun, Indonesia mencaplok wilayah tersebut beberapa tahun kemudian melalui referendum palsu yang dikenal sebagai "Act of Free Choice" atau Pepera. Diperkirakan 500.000 orang Papua terbunuh selama enam dekade pendudukan Indonesia. Dalam beberapa bulan terakhir ini banyak warga Papua, terutama yang tinggal di pegunungan, telah disiksa, ditembak dan dibunuh, sementara ribuan lainnya terpaksa meninggalkan rumah mereka karena meningkatnya operasi militer Indonesia.

Comments

Popular Posts