Kesadaran Isu Papua di Indonesia: Tumbuh Meski Tetap Marginal

Kesadaran Isu Papua di Indonesia: Tumbuh Meski Tetap Marginal

Kesadaran terhadap isu Papua mulai tumbuh di Indonesia — meski hanya minoritas — berkat peran akademisi, tokoh gereja, dan media sosial yang angkat suara soal ketidakadilan sosial, politik, dan kultural masyarakat adat Papua. 


Isu Papua sering dianggap ranah sensitif di Indonesia. Selama puluhan tahun, narasi nasionalisme dan pembangunan mendominasi wacana publik, menempatkan Papua pada posisi marginal. Meski demikian, beberapa tahun terakhir menunjukkan sinyal positif: kesadaran tentang persoalan Papua mulai tumbuh, meski masih minoritas dan sporadis.


Peran Akademisi dalam Membangun Kesadaran

Beberapa akademisi dan aktivis HAM di Indonesia, termasuk Cahyo Pamungkas (mengkaji sejarah Papua & HAM), Agus Sumule (menganalisis marginalisasi politik dan demokrasi), Dhandy Laksono (menyoroti bias media nasional), Usman Hamid (kampanye HAM lewat Amnesty International), dan Andreas Harsono (melaporkan pelanggaran HAM untuk Human Rights Watch), aktif mendorong kesadaran publik tentang Papua melalui penelitian, advokasi, penulisan, dan kampanye media, menekankan pengakuan historis, keadilan politik, dan informasi yang adil.


Tokoh Kristen dan Suara Moral bagi Papua

Tokoh Kristen Indonesia juga menjadi pionir dalam kesadaran ini. Pendeta Gomar Gultom, Ketua Umum Persekutuan Gereja‑Gereja di Indonesia (PGI) periode 2019–2024, secara rutin menyoroti ketidakadilan struktural yang menimpa masyarakat Papua. Bishop Joshua Tewuh, lewat acara Paradox Papua di kanal YouTubenya, membuka ruang diskusi kritis mengenai sejarah, politik, dan peran gereja. Sementara itu, Pastor Yusuf Manubulu secara terbuka mendukung kemerdekaan Papua, dengan alasan historis dan moral: Papua tidak pernah menyerahkan diri ke Indonesia, dan minoritas, khususnya umat Kristiani, sering mengalami ketidakadilan.


Media Sosial dan Platform Digital sebagai Katalisator

Meski kesadaran masih marginal dibanding opini publik mayoritas, media sosial dan platform digital menjadi ruang penting untuk kampanye dan diskusi. Tulisan opini, forum daring, dan acara daring gereja membuktikan bahwa kualitas diskursus dapat menembus batas politik dan ideologi.


Harapan untuk Masa Depan

Di Indonesia, pertumbuhan kesadaran mengenai Papua adalah proses panjang. Sejumlah akademisi dan tokoh Kristen menjadi fondasi penting untuk membangun keadilan, pengakuan hak historis, dan perdamaian bagi rakyat Papua. Suara-suara kritis ini menunjukkan bahwa meski minoritas, kesadaran publik tentang Papua terus berkembang.



Comments