“Tunjukkan Buktinya!” – Ketika Penjahat Menantang Hakim: Psikologi Penyangkalan dan Luka Papua yang Tak Diakui
“Tunjukkan Buktinya!” – Ketika Penjahat Menantang Hakim: Psikologi Penyangkalan dan Luka Papua yang Tak Diakui Ada adegan-adegan dalam hidup yang tampaknya sepele, tapi menyimpan kedalaman moral dan psikologis yang mencengangkan. Salah satunya: ketika seorang pencuri yang tertangkap basah menegakkan kepala dan dengan percaya diri menantang, “Tunjukkan buktinya!” Kalimat itu bukan sekadar pembelaan. Ia adalah jendela ke dalam dunia batin manusia — dunia yang diwarnai ketakutan, rasa malu, harga diri yang terluka, dan upaya tak sadar untuk menyelamatkan wajah di tengah reruntuhan moral. Dalam masyarakat modern, fenomena ini bukan hanya milik individu. Ia telah menjelma menjadi mekanisme sosial-politik yang dijalankan oleh institusi kekuasaan, termasuk negara. Dan di Tanah Papua, kita menyaksikan tragedi ini berlangsung tanpa henti: ketika pelanggaran HAM terjadi, tetapi mereka yang dituduh justru menantang masyarakat sipil, aktivis, gereja, bahkan korban sendiri untuk membuktikannya...