Skip to main content

Posts

Featured

“Tunjukkan Buktinya!” – Ketika Penjahat Menantang Hakim: Psikologi Penyangkalan dan Luka Papua yang Tak Diakui

“Tunjukkan Buktinya!”  – Ketika Penjahat Menantang Hakim: Psikologi Penyangkalan dan Luka Papua yang Tak Diakui Ada adegan-adegan dalam hidup yang tampaknya sepele, tapi menyimpan kedalaman moral dan psikologis yang mencengangkan. Salah satunya: ketika seorang pencuri yang tertangkap basah menegakkan kepala dan dengan percaya diri menantang, “Tunjukkan buktinya!” Kalimat itu bukan sekadar pembelaan. Ia adalah jendela ke dalam dunia batin manusia — dunia yang diwarnai ketakutan, rasa malu, harga diri yang terluka, dan upaya tak sadar untuk menyelamatkan wajah di tengah reruntuhan moral. Dalam masyarakat modern, fenomena ini bukan hanya milik individu. Ia telah menjelma menjadi mekanisme sosial-politik yang dijalankan oleh institusi kekuasaan, termasuk negara. Dan di Tanah Papua, kita menyaksikan tragedi ini berlangsung tanpa henti: ketika pelanggaran HAM terjadi, tetapi mereka yang dituduh justru menantang masyarakat sipil, aktivis, gereja, bahkan korban sendiri untuk membuktikannya...

Latest Posts

Indonesia dan Mitos-Mitos yang Harus Dibongkar

Gengsi dan Penjajahan Pikiran: Mengapa yang Tak Bergelar Sering Dianggap Tak Punya Suara?

I-EU CEPA dan Papua: Pentingnya Pengawasan untuk Melindungi Masyarakat Adat dan Sumber Daya Alam

La Croix, le Sabre et le Silence : Complicité chrétienne et colonialisme en Papouasie occidentale

Au-delà des murs : pour une sainteté sans frontières

Angganeta Menufandu: Perempuan dari Biak yang Menantang Penjajahan Tanpa Kekerasan

Time to End the Military Approach in Papua: A Growing National Conscience Toward a Wounded Land

Mengenang Rufinus Tigau: Pelayan Setia Tanah Papua

Melawan Lupa: Refleksi atas Sikap Gereja Katolik Indonesia dalam Konteks Pendudukan Timor Leste

Fighting Forgetfulness: A Reflection on the Indonesian Catholic Church’s Attitude During the Occupation of East Timor