Skip to main content

Posts

Featured

Rosa Luxemburg dan Revolusi Mental

Rosa Luxemburg dan Revolusi Mental Api Kesadaran dari Seorang Wanita yang Tak Takut Berpikir Di zaman ketika “revolusi mental” menjadi slogan pembangunan dan moralitas negara, Rosa Luxemburg mengajarkan sesuatu yang lebih dalam: bahwa revolusi sejati dimulai dari kesadaran manusia yang menolak tunduk pada kebohongan. Ia tidak berbicara tentang perubahan kosmetik, tetapi tentang pembaruan jiwa—sebuah keberanian untuk berpikir, merasa, dan bertindak di luar batas yang ditentukan kekuasaan. Lahir di Polandia pada 1871 dan dibunuh di Berlin pada 1919, Luxemburg hidup di tengah dunia yang bergolak. Ia menentang perang dunia, menantang partai yang dulu dibelanya, menulis dari balik jeruji, dan memperjuangkan kebebasan berpikir sebagai inti dari kemanusiaan. “Kebebasan,” tulisnya, “selalu adalah kebebasan bagi mereka yang berpikir berbeda.” Kalimat itu menembus waktu dan batas. Ia menjadi pesan abadi bagi setiap bangsa dan individu yang ingin merdeka—termasuk bagi masyarakat Papua yang sedang...

Latest Posts

Ketika Revolusi Melahirkan Penindasan: Tragedi Indonesia

The Real ULMWP: The Only Legitimate Voice of the West Papuan Nation

Assemblée plénière des évêques d’Indonésie : marcher ensemble, avec ou sans la Papouasie ?

‘We Are Not Cowards’: The Struggle to Keep West Papua’s Liberation Honest and Human

Suara Papua: Kesaksian dan Pengorbanan Gereja Lokal

Neuvaine de Messe pour la Paix en Papouasie occidentale : L’Appel Urgent de Mgr Bernardus Bofitwos Baru

Suharto: Their Hero, Not Ours

Revolusi Papua: Kesadaran, Solidaritas, Strategi

Soeharto: Pahlawan Mereka, Bukan Pahlawan Kita

Tomorrow, West Papuans Must Lead Themselves